top of page

PERJALANAN MENUJU LAUTAN BUNGA ABADI DI GUNUNG PAPANDAYAN


Gunung Papandayan Garut

Hallo Sahabat Ngetripmuluu….di kesempatan kali ini saya dapat mengunjungi salah satu gunung terbaik di Garut, yups Gunung Papandayan yang terkenal dengan sahabat pendaki pemula seperti saya ini. Hehe… Belakangan ini memang mendaki gunung Papandayan menjadi pilihan pavorit bagi pendaki pemula, Pesona hamparan Edelweis dan keeksotisan Hutan Mati yang begitu memikat mampu menarik para pendaki termasuk saya dan 11 teman saya untuk mengunjungi gunung yang pernah meletus di tahun 1772 ini.


Tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2015 sebanyak 12 muda mudi termasuk saya berhasil menapakkan kaki di gunung Papandayan. Start di terminal Kampung Rambutan untuk saya dan teman – teman melakukan meeting point yang kemudian akan menumpangi bus umum tujuan Jakarta-garut. Tepat pukul 11.00 WIB perjalanan ke Garut pun di mulai.


Sebelum adzan subuh berkumandang kita sudah sampai di terminal Guntur, tak ayal karena menjelang hari ulang tahun Indonesia yang tepat di tanggal 17 agustus banyak pendaki berlalu lalang yang baru sampai di terminal ini. Dengan kondisi yang ngantuk ngantuk manja, kami harus mengeluarkan keril-keril kami yang sangat berat walaupun ga seberat beban hidup, hehe… dan kemudian memindahkannya ke angkot yang akan kami tumpangi sampai Cisurupan. Tapi ternyata kami kurang beruntung, angkot yang kami sewa di tengah perjalanan entah kenapa tiba – tiba ngambek gak mau jalan alias mogok. Alhasil kami kalah cepat dengan sang mentari yang udah tersenyum di peraduannya, entah menertawai kami atau menyemangati kami, yasudahlah no problem.


Satu hal lagi yang sangat tidak mendukung yaitu jembatan menuju desa Cisurupan terputus, dan alhasil kami harus pindah angkutan lagi karena memang hanya kendaraan khusus yang di perbolehkan masuk ke jalan alternative. Oya saran saya sebelum naik angkutan umum temen – temen yang berencana pergi ke Gunung Papandayan harus pinter – pinter nego ongkos dulu deh jangan sampe budget habis di transport doang.


Basecamp David Garut

Camp David, akhirnya sampai juga kami di basecamp untuk memulai pendakian. Tempat yang menjadi sejarah adanya konflik di gunung papandayan. Sesampai di camp david kami beristirahat sebentar dan sekaligus mengisi perut yang sejak semalam ramai oleh cacing cacing yang pada kelaperan. Gak lupa lengkapin logistic yang akan di bawa ke tempat kita ngecamp malam ini yaitu Goberhut. Kenapa gak di Pondok Saladah? Yups kami lebih memilih buat ngecamp di Goberhut, alasannya sih simple karena yang pasti kalo longweek pondok saladah cendol banget selain itu di Goberhut lebih aman dari serangan babi hutan (serem..haha).


Jalur Trecking Gunung Papandayan

Well, kami memulai pendakian dengan briefing terlebih dahulu kemudian di tutup doa sebelum pendakian. Lepas dari camp david kami harus merasakan tajamnya bebatuan yang menjadi trek pertama kami, kemudian di lanjutkan dengan keindahan panorama bekas jalanan lava papandayan, dan Nampak masih ada semburan – semburan gas di sana dan itu keren banget gaess.

Oke akhirnya sampai juga di tempat camp Goberhut, eits tapi sebelumnya kami wajib melakukan registrasi terlebih dahulu. Ga perlu jalan lebih jauh lagi kami bisa mendirikan tenda, space nya cukup enak karena ga terlalu rame dan gak jauh dari sumber air dan ada juga toilet. Buat kalian yang suka ngemil atau jajan di sana juga banyak warung yang menyediakan popmie, gorengan, air mineral, dan ada juga tukang cilok loh…hehe.


Tenda udah rapih, BBB pun udah (bersih bersih badan), Sholat juga udah, tinggal masak makan malam sambil liatin bintang – bintang yang bertaburan indah nan mempesona di langit yang terasa dekat. Makan malam di gunung bak dinner ala – ala karena suasana yang cukup romantic (bagi yang bukan jones yaa..haha), di tambah makin malem makin keliatan tuh yang namanya milkyway (sumpah keren abis), jangan lupa bikin api unggun biar gak dingin banget, hehe…


Sunrise Gunung Papandayan

Teng…pukul 5 tepat, selesai sholat subuh cowok – cowok udah berkoar ngajakin summit katanya sih biar bisa liat sunrise tapi para srikandi masih tidur manja gara – gara dinginnya bukan maen, haha…tapi okelah demi sunrise badan gemetaran pun di kuat – kuatin dan gak nyampe 10 menit kita sampai di tempat yang cukup keren buat liat sang surya terbit dengan view gunung Cikurai yang menjulang dengan gagahnya (puitis dikit gapapa kan…hehe).


Hutan Mati Gunung Papandayan

Setelah puas menikmati sunrise dan bernarsis ria kita pun kembali ke tenda untuk sarapan dan siap – siap lanjut ke trek Hutan mati dan Tegal alun. Sekitar satu jam kita sampai di Hutan mati yang treknya masih landai, saat saya memasuki kawasan ini rasa takjub dan syukur terlintas dalam hati, sungguh indah ciptaanMu Tuhan. Meski pohon pohon udah kering tapi di padu dengan tanah putih menambah keeksotisan Hutan mati ini, pantes banyak yang mau prewed di sini, hehe..


Tegal Alun Gunung Papandayan

Next, setelah puas foto – foto kita lanjut ke Tegal alun tempat yang gak kalah keren dari Hutan mati. Tapi treknya cukup terjal dan berpasir dan harus extra hati – hati karna jurang di kanan kiri cukup dalem. Dengan perjuangan extra akhirnya sampai juga di Tegal alun, dan bener aja tempatnya super duper keren gaess....hamparan bunga edelweis yang cantik menyambut kami apa lagi sekarang lagi mekar – mekarnya….ya Allah beribu syukur ku ucap padaMu.


Well, Tegal alun menjadi bagian terakhir petualangan kami di Papandayan, kami senang akan semua hal tersebut apalagi di sepanjang trek terdapat senyum – senyum ramah dari pendaki lain yang belum kami kenal. Perjalanan kami masih akan sangat panjang, masih banyak gunung – gunung yang akan kami daki, masih banyak perairan perairan yang akan kami salami. Salam Petualang – Salam Lestari.


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2023 by Julian Alejandro. Proudly created with Wix.com

bottom of page